Sekarang ini pemerintah Indonesia telah mengesahkan PP mengenai pendidikan gratis, terutama untuk sekolah dasar. Sebagai warga negara kita patut bersyukur bahwa dengan diberlakukannya PP ini setidaknya dapat meringankan biaya pendidikan anak-anak bangsa. Hal ini juga bisa dibilang sebagai salah satu tindak lanjut kebijakan pemerintah mengenai wajib belajar 9 tahun yang telah dicanangkan sebelumnya oleh pemerintah kita.
Pemerintah juga memberlakukan segala fasilitas gratis yang menyangkut sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar terutama di sekolah-sekolah dasar seperti buku-buku pelajaran, membebaskan iuran bulanan (SPP), atau ada juga bantuan langsung cash yang berupa bantuan operasional sekolah (BOS), hal ini dimaksudkan agar semua anak-anak di Indonesia ini mendapat kesempatan yang sama dalam hal mendapatkan pendidikan yang layak.
Sekarang tinggal kita berharap kepada para penyelenggara pendidikan ini, semoga semua program yang telah dicanangkan dapat dilakukan dan dapat berjalan sesuai target yang telah ditetapkan pemerintah.
Selain itu semoga saja dengan segala kemudahan yang telah diberikan pemerintah ini dapat menjadi pendorong anak-anak bangsa dan juga kepada para orang tua untuk terus dapat memberikan dukungannya kepada anak-anak mereka untuk terus menuntut ilmu di bangku sekolah sehingga segala apa yang menjadi cita-cita kita semua dapat dilaksanakan sesuai amanat undang-undang dasar 1945. Dan semoga saja pemerintah kita akan terus memberikan segala kemudahan di bidang pendidikan. Kita tunggu saja kebijakan yang lainnya..
Selasa, 09 Februari 2010
Jumat, 22 Januari 2010
Nama dan Kualitas Perguruan Tinggi VS Biaya
Untuk dapat memasuki sebuah perguruan tinggi idaman yang bagus dan berkualitas membutuhkan biaya yang mahal, mungkin itulah pemikiran yang seringkali muncul dalam benak kita terutama bagi para orang tua yang memiliki anak-anak yang sekarang sedang duduk di kelas tiga SLTA/SMU.
Benarkah seperti itu?!...
Sedikit banyaknya mungkin anggapan ini benar dan mungkin juga salah, karena pada kenyataannya di satu sisi bisa kita lihat upaya pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan dengan cara mulai memberlakukan kebijakan tentang pembebasan biaya pendidikan bagi sekolah tingkat SD sampai SLTA, selain itu pemerintah juga memberikan beasiswa bagi para siswa yang memiliki minat dan bakat lewat sebuah program yang dulu disebut PMDK atau beasiswa lainnya.
Disisi lain terkadang ada beberapa perguruan tinggi yang memasang tarif masuk saja hingga mencapai puluhan juta rupiah atau mungkin bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Terlepas dari permasalahan itu bagi para siswa yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, mungkin ada baiknya segera pasang strategi dengan cara melihat budget keluarga & kemampuan diri.
Atau mungkin jika kita memiliki dana yang sekiranya pas-pasan kenapa tidak kita coba cari jalur beasiswa ataupun perguruan tinggi yang menyelenggarakan ikatan dinas baik swasta maupun negeri.
Contoh perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan ikatan dinas yaitu STAN (Sekolah Tinggi Administrasi Negara) yang menempatkan lulusannya di Departemen Keuangan.
Yang lainnya seperti STT Telkom atau Politeknik Negeri Bandung (Polban) yang menyediakan informasi lowongan bagi para alumninya, atau perguruan tinggi mana saja kita cari yang menyelenggarakan ikatan dinas.
Bagi Kita yang biasa browsing bisa mendapatkan informasi di http://www.pusatinfobeasiswa.com/, namun mungkin masih banyak lagi web-web lain yang menyediakan informasi serupa.
Namun yang terpenting saat ini adalah tentunya usaha kita bersama dan pemerintah dalam rangka memajukan dunia pendidikan demi kemajuan bangsa ini dan terlebih harkat dan martabat bangsa ini agar bangsa ini menjadi lebih maju.
Amiin...
Benarkah seperti itu?!...
Sedikit banyaknya mungkin anggapan ini benar dan mungkin juga salah, karena pada kenyataannya di satu sisi bisa kita lihat upaya pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan dengan cara mulai memberlakukan kebijakan tentang pembebasan biaya pendidikan bagi sekolah tingkat SD sampai SLTA, selain itu pemerintah juga memberikan beasiswa bagi para siswa yang memiliki minat dan bakat lewat sebuah program yang dulu disebut PMDK atau beasiswa lainnya.
Disisi lain terkadang ada beberapa perguruan tinggi yang memasang tarif masuk saja hingga mencapai puluhan juta rupiah atau mungkin bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Terlepas dari permasalahan itu bagi para siswa yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, mungkin ada baiknya segera pasang strategi dengan cara melihat budget keluarga & kemampuan diri.
Atau mungkin jika kita memiliki dana yang sekiranya pas-pasan kenapa tidak kita coba cari jalur beasiswa ataupun perguruan tinggi yang menyelenggarakan ikatan dinas baik swasta maupun negeri.
Contoh perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan ikatan dinas yaitu STAN (Sekolah Tinggi Administrasi Negara) yang menempatkan lulusannya di Departemen Keuangan.
Yang lainnya seperti STT Telkom atau Politeknik Negeri Bandung (Polban) yang menyediakan informasi lowongan bagi para alumninya, atau perguruan tinggi mana saja kita cari yang menyelenggarakan ikatan dinas.
Bagi Kita yang biasa browsing bisa mendapatkan informasi di http://www.pusatinfobeasiswa.com/, namun mungkin masih banyak lagi web-web lain yang menyediakan informasi serupa.
Namun yang terpenting saat ini adalah tentunya usaha kita bersama dan pemerintah dalam rangka memajukan dunia pendidikan demi kemajuan bangsa ini dan terlebih harkat dan martabat bangsa ini agar bangsa ini menjadi lebih maju.
Amiin...
Jumat, 15 Januari 2010
Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman

Pendidikan..
Jika kita mengutip makna dari bunyi pasal 31 yang terdapat dalam Undang-undang Dasar 1945 tentang pendidikan bahwa “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”, sudah tentu kita mengharapkan sebuah layanan pendidikan beserta fasilitas pendukung yang benar-benar berkualitas, namun di sisi lain, keadaan ekonomi yang memprihatinkan yang masih menyelimuti hampir sebagian keluarga di negara ini yang memaksa mereka untuk selalu berangan-angan mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas tapi murah. Murah, tapi berkualitas? Apakah ada? Selanjutnya dalam “Mendefinisikan Perguruan Tinggi idaman” sebenarnya merupakan sebuah persoalan yang dilematis di negeri ini.
Pada dasarnya Perguruan tinggi (PT) diharapkan mampu menciptakan generasi-generasi bangsa yang berkualitas yang mampu menjadi penopang pertumbuhan perekonomian di negeri ini. Perguruan tinggi merupakan suatu wadah yang digunakan untuk Research & Development (R&D) serta arena penyemaian manusia baru untuk menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian serta kompetensi keilmuan sesuai bidangnya. selain itu perguruan tinggi juga diharapkan dapat menjadi pusat di bidang penciptaan, informasi, pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Selain itu perguruan tinggi juga diharapkan menjadi mitra pemerintah dalam melahirkan calon-calon pemimpin yang memiliki kredibilitas, kompetensi guna memimpin negeri ini dimasa yang akan datang.
Namun yang terjadi saat ini, justru perguruan tinggi ini terkadang malah menjadi semacam lembaga yang dalam prakteknya menyimpang dari tujuan semula. Dalam hal ini dapat kita ambil contoh:
Pertama, hanya orang-orang yang berduit saja yang bisa memasuki Perguruan Tinggi yang bisa dibilang perguruan tinggi favorite atau idaman, baik negeri atau swasta. Kita tidak bisa menutup mata akan fakta bahwa hampir seluruh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia baik negeri maupun swasta yang masuk kategori favorite atau idaman memasang tarif untuk pendaftaran masuk sekurang-kurangnya lima juta rupiah, bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Kalau pun ada Perguruan Tinggi yang memasang tarif pendaftaran masuk kurang dari satu juta rupiah atau satu juta koma sekian sebagai uang pendaftaran selevel Universitas Airlangga atau pun Universitas Islam Negeri, kita perlu mencatat bahwa itu hanya khusus untuk jalur SPMB yang persaingannya sangat teramat ketat mengingat banyaknya peserta yang berminat.
Padahal dalam realitanya kita tahu, bahwa sebagian besar keluarga di Indonesia ini memiliki penghasilan kurang dari lima juta per bulan. Seorang buruh tani atau tukang becak misalnya, mereka hanya mendapatkan kurang lebih dua puluh lima ribu rupiah perharinya, yang tentu akan habis hanya untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan penghasilan seminim itu, apa mungkin terlintas di benak orang seperti mereka untuk memasukkan putra putrinya ke sebuah Perguruan Tinggi? Sebelum maju dan melihat impian putra putrinya berkembang, orang-orang seperti mereka telah tereliminasi terlebih dahulu oleh angkuhnya sistem pendidikan kita. Maka seiring perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia yang semakin maju, satu fakta yang tak bisa terelakkan adalah bahwa itu semua hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis saja.
Kedua, saat ini Perguruan Tinggi malah turut andil besar dalam perusakan lingkungan yang sudah semakin mengkhawatirkan. Hampir tak satu pun Perguruan Tinggi di negeri ini yang benar-benar memiliki kepedulian terhadap lingkungan tanpa ada upaya yang intents untuk meminimalisir terhadap polusi dari kendaraan bermotor atau mobil mewah milik para mahasiswa.
Ketiga, jika kita perhatikan mengenai permasalahan moral mahasiswa, perguruan tinggi kurang begitu memperhatikan permasalahan ini, kalau pun ada Perguruan Tinggi berlabel agama, tak bisa dipungkiri bahwa kondisi moral mahasiswanya bukanlah merupakan suatu jaminan di dalamnya. Betapa tidak, kita hanya dapat mengurut dada jika melihat kondisi kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, bahkan Jogjakarta yang mendapat gelar kota pendidikan yang notabene tempat dimana berkumpulnya para mahasiswa perantauan, sungguh memprihatinkan memang, dimana para mahasiswa tersebut belajar pada Perguruan Tinggi hanya belajar teori-teori yang sama sekali kurang dapat menyentuh masalah moral dan keagamaan mereka. Gaya hidup yang cenderung bebas sudah menjadi hal yang lumrah bagi mahasiswa kita, seakan mereka lupa akan keluhuran adat istiadat Indonesia yang sudah diwariskan secara turun temurun, yang selalu menjunjung tinggi kehormatan diri dan bangsa.
Fakta-fakta tersebut di atas seringkali membuat kita tersadar, betapa kondisi Perguruan Tinggi di negeri ini sangat memprihatinkan. Sekarang yang menjadi permasalahannya adalah tak adakah perguruan tinggi yang benar-benar bisa memberikan pelayanan pendidikan dan fasilitas yang benar-benar berkualitas tanpa melupakan permasalahan lingkungan dan moral dan dapat menerima seluruh rakyat Indonesia dari semua kalangan?
Mungkin akan sangat sulit untuk menemukan jawabannya. Karena kita tidak bisa serta merta menyalahkan Perguruan Tinggi. Semua hanya dapat kita kembalikan kepada pemerintah sebagai pemegang wewenang tertinggi dan penyelenggara pemerintahan, dalam hal ini pendidikan.
Namun saya rasa sesuai dengan tema yang diusung kontes ini, dan jika kita dapat berangan-angan untuk memimpikan sebuah keadaan dimana kondisi dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi di negeri ini dapat kembali kepada cita-cita bangsa ini yang sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 yaitu pasal 31. Artinya perguruan tinggi harus dapat menyiasati keadaan yaitu dengan menjalin kerja sama dengan sebanyak mungkin pihak yang bersedia menjadi donatur atau sponsor beasiswa bagi calon mahasiswa yang kurang mampu, namun memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
Selain itu Perguruan Tinggi juga sudah semestinya memiliki standar kualitas yang dapat diandalkan, yang nantinya bisa membuktikan bahwa Perguruan Tinggi tersebut bukan hanya menjadi semacam saksi bisu tempat berkumpulnya orang-orang berduit yang hanya mengejar status sarjana tanpa kesungguhan niat untuk menimba ilmu dan dapat mengamalkannya di masyarakat kelak.
Perguruan Tinggi juga hendaknya mampu memberikan pelayanan dan fasilitas pendidikan yang berkualitas, antara lain dalam hal tenaga pengajar yang kompeten, disiplin, dan mampu menumbuhkan motivasi mahasiswa serta menciptakan hubungan yang harmonis antara pengajar dengan mahasiswanya. Selain itu, fasilitas pendidikan hendaknya memadai, seperti pengadaan perpustakaan ideal, kenyamanan gedung yang sepadan dengan biaya yang telah mahasiswa keluarkan, fasilitas penunjang pembelajaran di setiap fakultas, serta penyediaan akses dan informasi beasiswa dalam dan luar negeri sebanyak-banyaknya. Memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk merealisasikan semua itu, namun dengan kesungguhan niat tentu hal tersebut bisa kita capai.
Selanjutnya masalah yang tidak kalah pentingnya adalah masalah moral dan keagamaan di kalangan para akademisi. Perguruan Tinggi hendaknya mampu memonitor perkembangan moral dan keagamaan setiap mahasiswanya. Hendaknya pihak pengelola dan mahasiswa sendiri bisa menciptakan sebuah wadah yang mampu memonitor perkembangan moral dan keagamaan mahasiswa sesuai keyakinannya masing-masing.
Dan yang terakhir, Perguruan Tinggi idealnya mampu bukan hanya membekali mahasiswanya dengan kemampuan fisik dan intelektual semata namun juga diharapkan mental dan spiritual mahasiswa juga harus dipersiapkan. Selain itu Perguruan Tinggi juga diharapkan menjalin hubungan dan kerja sama sebanyak mungkin dengan pihak penyedia lapangan pekerjaan sehingga lulusan Perguruan Tinggi bisa langsung tersalurkan dan pada akhirnya tidak mencipatakan banyak pengangguran intelek baru yang hanya akan menambah beban Negara.
Mungkin hanya itu yang menjadi harapan saya untuk para insan akademisi, sehingga dunia penidikan di negeri ini akan menjadi lebih baik dan berkualitas lagi.
Selanjutnya Disini saya akan memberikan sedikit informasi mengenai beasiswa baik yang bernaung di bawah departemen agama, namun tidak menutup kemungkinan untuk yang lainnya yang bernaung dibawah Dinas Pendidikan Nasional, yaitu:
1.Beasiswa (S1 Kualifikasi) dari Departemen Agama
Beasiswa ini biasanya diperuntukan bagi para guru honorer yang telah mengabdi, biasanya dari sekolah-sekolah yang bernaung dibawah Departemen Agama seperti guru-guru RA/MI yang belum memiliki ijazah S1. Mungkin sebagai buktinya yaitu pengalaman istri saya sendiri, dia mendapatkan beasiswa ini dengan mengirimkan data-data pribadinya sebagai syarat.
Seluruh biaya selama mengikuti program ini ditanggung oleh pemerintah.
Jika ada yang tertarik dengan beasiswa ini bisa datang langsung ke Kantor Departemen Agama yang ada di tiap provinsi.
2.Beasiswa Universitas Paramadina
Sepengetahuan saya beasiswa ini juga memberikan beasiswa penuh (live cost) selama menjalani masa pendidikan.
Dilain pihak masih ada fasilitas-fasilitas beasiswa yang dapat kita peroleh baik dari swasta ataupun dari pemerintah terlebih beasiswa pemerintah yang bekerja sama dengan luar negeri. Seperti pemerintah Jepang dengan Monbukagakusho, Pemerintah AS, pemerintah Arab dengan King Fahd university of petroleum and minerals (KFUPM) dan yang lainnya. Untuk instansi swasta ada beasiswa Djarum, atau mungkin rekan-rekan yang lain masih punya informasi beasiswa lainnya untuk dapat menanggapi postingan ini..
Silahkan demi kemajuan pendidikan di negeri kita tercinta …
Dari saya….
Agus Moh Jazuli
Langganan:
Komentar (Atom)
